Quantcast
Channel: Puisi & Karya Tulis Bahasa Indonesia
Viewing all 142 articles
Browse latest View live

Mendung Menggantung di Langit Surabaya

$
0
0
Pagi hari 10 November 1945
mendung menggantung di langit Surabaya
karena ultimatum telah habis waktunya
sedang pejuang dan rakyat tak menggubrisnya.

Pejuang berjaga di seantero kota
tak sudi dihina lagi oleh Belanda
yang membonceng tentara NICA
lalu berkuasa kembali di bumi tercinta.

Hingga tiba pada waktunya
bom dimuntahkan dari udara
lalu meluluhlantakkan segalanya
karena NICA yang murka.

Tentara dan tank Inggris menggempur Surabaya dari darat dan laut meriam membombardir kota
tapi pejuang tak gentar menghadapinya
dengan semangat baja menggelora di dada.

Tentara pejuang, milisi, kiai, dan santri
berlaga demi tegaknya ibu pertiwi
dengan teriakan Allah Akbar berkali-kali
dilambari tekad yang tak lagi mati.

Dengan bambu runcing dan senjata seadanya
para pejuang merangsek tentara gurka
Bung Tomo membakar semangat mereka
hingga pertempuran makin membinasa.

Teriakan Allah Akbar terus mengumandang
menyemangati mereka di medan perang
tak penting kalah atau menang
karena republik ini mesti tetap terpancang.

Pertempuran berkobar hingga tiga minggu
meminta korban beribu-ribu
membuat hati menjadi pilu
dan langit pun menjadi kelabu.

Darah tertumpah di Surabaya
mengalir sendu ke mana-mana
aromanya wangi serupa bunga
menjadi pupuk Indonesia merdeka.


Puisi Karya: Syukur Budiardjo

Kategori Puisi: Puisi Perjuangan

Bunda

$
0
0
Kau Yang Merawatku di waktu kecil.
Jika Aku Menangis Pasti kau Yang Menenangkanku.
Kau Dengan Susah Payah Agar Aku Bisa Hidup Di Bumi.
Jika Ku Salah Pasti Kau Yang Bisa Merubahnya.
Kau Yang Memberikan Yang Terbaik Untukku.
Terimakasih Bunda.


Puisi Karya: Sarah Sayidina Darmawan

Kategori Puisi: Puisi Untuk Ibu

Apa Arti Cinta Sesungguhnya....

$
0
0
Terdiam ku dlm kesunyian......
saat hadirmu mengusik tenangnya hatiku,,
dadaku serasa sesak seakan darah pun berhenti mengalir dari diriku,,,,,
selintas bayanganmu menyiksa jiwaku membuatku terdiam dan membisu,,,,
mengubah warna indahku menjadi Gelap nan semu.....
aku hanya bagai sayap2 patah yang terpenggal badai kesepian dan terdampar pada hembus angin yang tak bertujuan,,
disini ku dalam kehampaan,,,,
semua yang kurasa tlah pupus oleh waktu yang membawanya berlalu....
kini jiwaku sepi bagai raga tak berpenghuni........


Puisi Karya: DeaSy

Kategori Puisi: Puisi Cinta

Cerita pada Langit

$
0
0
Coba kau tanya mengapa aku terdiam
Di bumi baru penuh jebakkan

Disini beda kawan
bumi itu memukul dan mengertak teguh diri
Serta membacakan se bait hukuman
Di diri yang memang gamang

Coba bisik pada lubuk-lubuk kelam hati
Masihkah aku kuat berdiri
Pada tanah yang terus mencaci memaki
Dengan raut garang ingin menyerang

Garis tanah menulis nasib di perantauan
kapan aku bisa bergegas melayang
Terbang jauh ke negeri seberang
Dengan izin sayap-sayap lembut menuntun
Di raga yang gundah gulana ini

Terkadang memang ada lantunan syair dari angin
Pada pusara hati yang bergejolak
Dia coba menerobos benteng-benteng
Sayang, juga jatuh di lubang tak berujung itu

Hidup di tanah yang gersang ini memang pahit, kawan
Badai pasir guntur petir sering datang tak diundang
Luluh terus teguh tanpa berganti semangat

Jemari ingin menggapai gemerlap tingginya kejora
Tapi sejauh jalan yang terpijak
Hanya ku ceritakan pada langit yang diam

Sungguh, dalam dasar hati
Telapak kaki mendambakan berkah setiap langkah
Dalam balutan fajar dan senja
Yang menyuguhkan ceria warna kuning keemasan
Hingga pada langit ku tulis setiap syair.

Darussalam, 1 Juli 2013


Puisi Karya: Khairil Kasim

Kategori Puisi: Puisi Harapan, Puisi Perjuangan

Jasa Guru

$
0
0
Wahai Guru ku .......................
Engkau bagai matahari
yang telah bersinar
dan engkau yang mendidik kami
engkau yag memberi ilmu kepada kami

Wahai guruku ...................
cinta kasih ku
trima kasihku
takkan pernah terhenti
pengorbananmu
sungguh sangat berarti
bagi kami

Oh guru.......................
jasa jasa mu
semua nasehatmu
dan ilmu yang engkau beri
tidak pernah kami lupakan


TRIMA KASIH OH GURU KU


Puisi Karya: Dinda Wulan Feriska


Kategori Puisi: Puisi untuk Guru

Anda (cintaku)

$
0
0
Kata mutiara asalnya
Perhatian yang terasa
Pesona selebihnya.

Hanya harapan yang mampu anda beri
Saya tahu dan saya mengerti.

Bukan salah yang anda lakukan
Tapi salah saya yang mengartikan.

Arti makna yang tersirat dalam kata
Serta arti sorotan yang saya terima
Yang sudah menyesatkan ARTI CINTA...


Puisi Karya: Nazila NF

Kategori Puisi: Puisi Kata Cinta

Guruku

$
0
0
Guru...
Kau bagai,
pelita penerang masa depanku
sumber semangat tuk gapai cita-citaku
Kau laksana,
angin yang selalu berbisik tentang kebaikan
setetes embun yang menyejukkan
hati yang dicekam kebodohan

Suci dan ikhlas pemberianmu,
dari kami buta menjadi tau
Suci dan ikhlas pengorbananmu,
tiada tara jasa baikmu

Guruku...
Kaulah pahlawan tanpa tanda jasaku
Kaulah pembimbing masa depanku
Kaulah pendorong asaku,tuk gapai cita-citaku

Guru...
Jasa dan benih yang kau tanam,
akan selalu ku kembangkan
Pengorbananmu takkan pernah ku lupakan
Semangat yang kau curahkan,
akan terus ku kembangkan
Terima kasihku ku ucapkan
Terpujilah wahai guruku,pahlawan hidupku


Puisi Karya: Ratika Wulandari

Kategori Puisi: Puisi Untuk Guru

Tak Ada Cahaya

$
0
0
selintas sanubariku
terdiam dalam heningku
ssszzh ,.,. hembusan angin itu
menusuk memory pilu

ku hanya mengingat dirimu
yang pernah singgah dalam hatiku
kecewa, sakit, hancur
begitu gelap, begitu rapuh

apa kau tau
apa kau sadar itu
kini ku tak bisa bernafas lagi
sakit begitu sakit

hilang ada yang hilang
cahaya yang terang
mutiara yang berkilauan
kini "bflussh" semua hilang


Puisi Karya: Windy Lestary ><

Kategori Puisi: Puisi Cinta, Puisi Patah Hati, Puisi Kenangan, Puisi Sedih

Kunamai Kau Urat Nadiku

$
0
0
Ketika waktu dan takdir memberikan harga mati
Lalu kau dan aku harus menawar dengan cara apa lagi
Kau dan aku sudah mati-matian memperjuangan rasa ini
Tapi nyatanya waktu seolah engan menyetujui
Hingga membuat kita nyeri
Dan serasa mati suri


Puisi Karya: Prayoga Umma

Kategori Puisi: Puisi Cinta

Soneta Hujan di Malam Hari

$
0
0
Hujan di malam hari tak henti-henti
jemarinya yang lembut membelai bumi.
Iramanya memesona membuai telinga
lagunya meninabobokan segalanya.

Hujan menebar kabar dari jauh
tentang cinta yang tak pernah luruh.
Kasihnya kepada semesta yang fana
selalu datang tepat pada waktunya.

Hujan mengalirkan nada sendu.
Bagai cerita yang segera berlalu.
Meski senyumnya tak lekang oleh waktu.

Hujan menyeberangi malam kelam.
Membangkitkan kenangan masa silam.
Yang terpatri di lubuk hati yang dalam.


Puisi Karya: Syukur Budiardjo

Kategori Puisi: Puisi Alam

Melati di tepi telaga

$
0
0
Sebenarnya,
aku sudah melupakanmu
diantara gerimis
di ruang sepi

tetapi melati di tepi telaga di balik bukit
yang kita tanam bersama dengan desah
tumbuh dengan kuncup yang subur
membungkus semua penggal kenangan

memendam silam
menghilang kisah
diantara bisikan semak-semak
sajak kecil

dirimu pergi setelah kau temukan taman
dipenuhi temaram
meninggalkan telaga
di tengah aku tidak berdaya

dengan tangkai menghujam
dalam kenang yang gelap
menjerit
rintih terus mengiris

sekarang kau datang kembali pada telagaku
mengelus pucuk yang sebentar lagi akan mekar
dengan jemari mu yang gemetar
memeluk tangkai

kenangku pun padamu
mengalir kembali
seiring derai ombak
yang menampar tepi telaga


Puisi Karya: Silvester Deni Harsidi

Kategori Puisi: Puisi Kenangan

Gerimis Pertama di Kotaku

$
0
0
Pagi tersenyum
melihat mentari jingga
awan membungkus bukit
pada semak-semak yang mulai mereka

Inilah gerimis pertama
di tahun setelah kering berlalu
menyimpan debu ‘
menjadi lumpur

sumursumur tertawa,
dipenuhi sejuk
katak berenang
memanjat tebing

rumpurumput tumbuh
menari
melambai
mengukir pelangi pada ruang tak bertepi


Puisi Karya: Silvester Deni Harsidi

Kategori Puisi: Puisi Alam

Malam Untuk Diingat

$
0
0
Ukiran malam di jiwa yang terpuruk, membakar gairah kembali untuk terus melangkah
sampai batas usia..,..
Peluklah aku...sunyi !!...
Hingga hangatmu memicu deburan gelora
hingga kerja selesai untuk mereka
orang orang tercinta...

Puisi Karya: Mahdaq Amarsyah Johan

Kategori Puisi: Puisi Religi

Dia ? Aku

$
0
0
Dia begitu indah,
Hingga keburukannya pun
Buatku terpesona.
Seperti hujan rintik di sore hari,
Itulah arti senyumnya dalam hati.

Tatap matanya
Adalah hangat mentari pagi
Semerdu senandung bidadari
Gelak tawa yang ia cipta.

Bibirnya adalah sepasang rembulan sabit
Yang berkasih di kelap malam.

Setiap kata yang ia ucap
Seperti hujan di musim kemarau.

Terlalu dini untuk mengartikan cinta
Yang aku tahu, semua tentang dirinya
Bagiku adalah surga.


Puisi Karya: Noven Dio Tamrani

Kategori Puisi: Puisi Cinta

Bulan Sabit

$
0
0
→buat Megawati Sukarnoputri←


ada bulan
sabit
mengambang di atas bayang-bayang kabut
wajahnya yang pucat
seperti goresan sabit
tumpul
dalam genggamanku


'ngin
20/06/09


Puisi Karya: ngin

Kategori Puisi: Puisi Religi

Bulan Temaram Kelam

$
0
0
gadis, kau adalah bulan dimataku
bulan dari seribu bulan yang memancar kelam
terpampang diatas guratan-guratan semu
tergores di langit-langit hitam
di atas kebuasan nafsu
gadis, kau adalah bunga ditamanku
bunga dari seribu bunga yang tumbuh diatas taman-taman kering

disitu kau tumbuh
disitu kau hidup layu tak mati-mati

gadis, kau adalah wajah dari wajahku
wajah dari seribu wajah yang tak pernah merasakan terangnya lampu-lampu kehidupan
kau hanya mendekap gelap
dibalik jendela kusam kau menatap waktu
setitik sinar tak kau dapat

kau intip-intip
kau ungkit-ungkit
kau cari-cari walau tak ada yang tersembunyi

kembali kau intip
kembali kau ungkit
tapi tak terlihat oleh inderamu sendiri
gadis, begitu berat olehmu derita kurasa


'ngin
121190
[paradepuisi.blogspot.com]


Puisi Karya: ngin

Kategori Puisi: Puisi Religi

Keras Cuaca

$
0
0
seperti kemarin jua perjalanan ini
memungut kerapuhan maupun kenangan
dan waktu mengelopak atas gang-gang
maka penat yang dikirim debu-debu
mengisyaratkan betapa keras cuaca
meraut tubuh dan sekalian daun
kemudian pertanyaan demi pertanyaan

memperkeras gairah berjalan
ini serentang jarak
mengajak kita berlalu ke puncaknya yang lengang
membawa serta menelusurinya sebelum kering dedaunan
ketika tubuh belum dingin di ketinggian


Puisi Karya: ngin

Kategori Puisi: Puisi Religi

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

$
0
0
Oh guru, alangkah baiknya engkau
Kau yang setia membimbing kami
Mengajarkan kami dan memberi ilmu kepada kami

Oh guru, engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Engkau telah membela negara kita
Melawan semua penjajah yang menjajah
Yaitu kebodohan yang telah menjajah kita
Engkau telah mencerdaskan kehidupan bangsa
Engkaulah patriot bangsa

Oh guru, bagaimana caranya kami berterima kasih kepada mu
Engkau telah lama menahan rasa marah dalam diri karena kenakalan kami
Ya Tuhanku tolong ampunilah segala kesalahan dan dosa kami terhadap guru kami
Yang sudah berbuat buruk dan berkata kasar kepadanya
Dan tolong ampunilah kesalahan bapak ibu guru kami
Tolonglah berkati mereka ya Tuhan
Berikan kesehatan juga kepadanya
Supaya mereka dapat membimbing kami dalam meraih cita-cita

Oh guru, terima kasih atas bimbingan mu
Terima kasih atas pengajaran mu
Terima kasih atas nasehat mu
kami berjanji akan belajar sungguh-sungguh
Supaya berguna bagi nusa dan bangsa
Terima Kasih guru ku.

Memperingati hari guru 25 November 2013


Puisi Karya: Michael Chandra

Kategori Puisi: Puisi untuk Guru



Michael Chandra dari SMP Negeri 79

Kekuatan

$
0
0
Berulang kali ku terjatuh

Dalam hidup penuh kegetiran

Mengerang dalam jenuh

Menepis di belantara kekosongan



Deretan ribuan janji

Penuh ingkar dan terkhianati

Hanyalah menjadi duri

Yang sulit ‘tuk terobati



Kekuatan karena ikhlas

Mampu bisa bertahan

Memberi ketenangan jiwa

Sanggup menepis tebaran sesal



Meski bathin merintih

Mencari keyakinan hati

Walau harus terasa perih

T’ak henti sekalipun harus tertatih


Puisi Karya: Bunga

Kategori Puisi: Puisi Kata Hati

Keyakinan

$
0
0
Selembar keyakinan

Membuat aku bertahan

Meskipun harus selalu terjatuh

Namun bersamamu aku mampu



Segenggam kepastian

Memberi aku kekuatan

Dalam mengambil sikap

Disaat penuh kebimbangan



Secercah harapan

Membawa sedikit ketenangan

Meski kegalauan merantai

Tapi hanya satu yang terpilih



Seuntai keinginan merapuh

Menjadi balutan asa di kalbu

Menabur ketulusan pada jiwa

Di sela-sela kegetiran yang mengerang


Puisi Karya: Bunga

Kategori Puisi: Puisi Kata Hati
Viewing all 142 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>